0 0
Read Time:5 Minute, 31 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker paling umum yang menyerang wanita, sering kali menunjukkan gejala halus yang mudah diabaikan pada tahap awal. Meski sebagian besar tandanya berhubungan dengan area panggul dan reproduksi, beberapa manifestasi penyakit bisa muncul di bagian tubuh yang tidak berhubungan, seperti telapak kaki. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami tanda-tanda kanker serviks mulai dari telapak kaki, untuk deteksi dini dan pengobatan tepat waktu.

Tanda-tanda kanker serviks di telapak kaki yang mungkin dialami penderitanya adalah penumpukan cairan atau edema. Fenomena ini terjadi ketika kanker telah berkembang dan mempengaruhi sistem limfatik tubuh sehingga menyebabkan aliran normal cairan terganggu. Akibatnya, cairan bisa menumpuk di berbagai bagian tubuh, termasuk kaki dan telapak kaki. Pembengkakan ini mungkin tidak terasa nyeri pada awalnya, namun lama kelamaan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan membatasi pergerakan.

Selain edema, tanda-tanda kanker serviks pada telapak kaki juga berupa kompresi saraf di daerah panggul yang merupakan indikasi berkembangnya kanker serviks. Ketika tumor membesar, ia dapat menekan saraf di sekitarnya sehingga menimbulkan berbagai sensasi abnormal yang dapat dirasakan hingga ke telapak kaki. Penderita mungkin mengalami kesemutan, mati rasa, atau bahkan nyeri yang menjalar dari panggul hingga kaki. Gejala-gejala ini sering disalahartikan sebagai masalah ortopedi atau peredaran darah, sehingga penting untuk mempertimbangkan kemungkinan terjadinya kondisi yang lebih serius seperti kanker serviks.

Berikut gejala dan pengobatan kanker serviks yang dirangkum dianrakyat.co.id dari berbagai sumber, Jumat (23/8/2024). 

Kanker serviks adalah jenis kanker yang berkembang di leher rahim, yaitu bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. Kanker ini terjadi ketika sel-sel normal pada leher rahim berubah sehingga sel-sel abnormal tumbuh tidak terkendali dan dapat membentuk tumor. Jika tidak diobati, sel kanker bisa menyebar ke bagian tubuh lain.

Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi human papillomavirus (HPV), terutama HPV tipe 16 dan 18, yang menyebabkan sekitar 70% kasus kanker serviks. HPV adalah virus umum yang ditularkan melalui hubungan seksual, dan meskipun sebagian besar infeksi HPV hilang dengan sendirinya, infeksi yang terus-menerus dapat menyebabkan perubahan prakanker pada sel serviks.

Kanker serviks biasanya berkembang secara perlahan, dimulai dengan perubahan prakanker yang disebut displasia atau Cervical Intraepithelial Neoplasia (CIN). Kanker serviks stadium awal seringkali tidak menunjukkan gejala, sehingga deteksi dini melalui tes Pap smear atau HPV sangatlah penting. Gejala yang mungkin muncul saat kanker berkembang antara lain pendarahan di luar siklus menstruasi, nyeri panggul, keputihan tidak normal, dan nyeri saat buang air kecil.

Gejala kanker serviks biasanya baru muncul ketika penyakit sudah mencapai stadium lanjut. Pada tahap ini, kanker yang awalnya terbentuk di leher rahim sudah menyebar ke jaringan atau organ lain, seperti vagina, kelenjar getah bening, hati, paru-paru, dan tulang. Penyebaran kanker ini menyebabkan gejala yang sebelumnya tidak terlihat menjadi lebih jelas dan mempengaruhi berbagai bagian tubuh.

Tanda kanker serviks yang sering dikaitkan dengan telapak kaki adalah akibat penyebaran sel kanker ke kelenjar getah bening di area sela-sela tulang panggul. Kelenjar getah bening berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh, artinya menyaring cairan tubuh dan melawan infeksi. Ketika kanker serviks menyebar ke kelenjar getah bening ini, fungsi normalnya dapat terganggu oleh sel kanker. Gangguan ini dapat menyebabkan penumpukan cairan tubuh yang disebut limfedema, yang menyebabkan pembengkakan di perut dan kaki.

Pembengkakan ini seringkali disertai rasa nyeri terutama pada telapak kaki sehingga membuat penderitanya sulit berjalan normal. Namun, penting untuk diingat bahwa nyeri dan bengkak di telapak kaki bukanlah satu-satunya tanda kanker serviks stadium lanjut. Gejala ini harus dilihat dari gejala lain yang mungkin muncul, dan tidak boleh diabaikan jika disertai dengan gejala kanker serviks lainnya.

Selain bengkak dan nyeri pada telapak kaki, kanker serviks stadium lanjut seringkali juga disertai beberapa gejala umum lainnya, antara lain:

– Nyeri sentral di punggung bawah, seringkali merupakan tanda kanker telah menyebar ke tulang belakang atau sekitarnya.

– Jika kanker telah menyebar ke tulang, nyeri tulang yang berkepanjangan atau patah tulang yang tidak diketahui penyebabnya dapat terjadi.

– Kanker yang sudah menyebar ke kandung kemih atau uretra dapat menyebabkan nyeri saat buang air kecil, terkadang disertai darah pada urin.

– Nyeri panggul yang tidak biasa, terutama nyeri yang berkepanjangan, bisa menjadi tanda kanker serviks telah menyebar.

Gejala-gejala tersebut, meskipun umum terjadi pada beberapa kondisi medis, namun patut mendapat perhatian serius jika muncul bersamaan dengan tanda-tanda kanker serviks tertentu. Deteksi dini sangatlah penting, karena pengobatan kanker serviks yang dimulai sejak dini memiliki peluang keberhasilan yang lebih besar.

 

Proses deteksi dan pengobatan kanker serviks merupakan tahapan penting yang harus dilakukan dengan hati-hati dan hati-hati. Untuk mendeteksi kanker serviks, langkah pertama yang biasanya dokter anjurkan adalah tes Pap dan tes DNA human papillomavirus (HPV). Tes Pap digunakan untuk mendeteksi sel-sel abnormal pada leher rahim yang mungkin menjadi kanker, sedangkan tes DNA HPV digunakan untuk mencari keberadaan virus HPV yang merupakan penyebab utama kanker serviks. Jika hasil kedua tes tersebut menunjukkan adanya sel abnormal atau infeksi HPV, dokter akan menyarankan tes tambahan untuk memastikan kondisinya.

Salah satu pemeriksaan lanjutan yang biasa dilakukan adalah kolposkopi, yaitu prosedur yang memungkinkan dokter melihat leher rahim lebih dekat dengan menggunakan alat khusus bernama kolposkop. Selama prosedur ini, dokter mungkin mengambil sampel jaringan serviks menggunakan biopsi. Sampel tersebut kemudian akan diperiksa di laboratorium untuk melihat apakah ada sel kanker. Jika biopsi menunjukkan sel kanker, langkah selanjutnya adalah menentukan seberapa jauh kanker telah menyebar di dalam tubuh. Untuk menentukan seberapa jauh kanker telah menyebar, tes tambahan mungkin diperlukan. Tes-tes ini termasuk sinar-X, yang digunakan untuk memeriksa organ-organ di sekitar leher rahim, seperti kandung kemih dan usus, dan CT scan pada perut dan panggul, yang memberikan gambaran rinci tentang area perut dan panggul. Berikutnya adalah sistoskopi, yaitu pemeriksaan kandung kemih menggunakan kamera kecil untuk melihat apakah kanker sudah menyebar ke organ tersebut. Selain itu, MRI perut dan panggul juga dapat dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai penyebaran kanker di area tersebut.

Setelah mengumpulkan hasil seluruh pemeriksaan tersebut, dokter akan dapat menentukan stadium kanker serviks pasien. Berdasarkan stadium ini, serta faktor lain seperti ukuran tumor, jenis sel kanker, lokasi kanker, dan kesehatan pasien secara umum, dokter akan membuat rencana pengobatan yang paling sesuai. Pada stadium awal, saat kanker masih berada di leher rahim, pengobatan yang umum dilakukan adalah pembedahan untuk mengangkat kanker. Operasi ini mungkin melibatkan pengangkatan sebagian kecil leher rahim atau pengangkatan seluruh rahim jika perlu. Dalam beberapa kasus, pembedahan ini dapat dikombinasikan dengan terapi radiasi atau kemoterapi untuk memastikan bahwa semua sel kanker telah diangkat. Namun, jika kanker sudah mencapai stadium lanjut dan menyebar ke organ lain, pengobatan biasanya mencakup terapi radiasi dan kemoterapi. Terapi radiasi bertujuan untuk mengecilkan tumor dan membunuh sel kanker, sedangkan kemoterapi menggunakan obat kuat untuk menyerang sel kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lain.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D