0 0
Read Time:1 Minute, 44 Second

JAKARTA – Penipuan dalam rangka pelaksanaan Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) terus terjadi di banyak daerah. Ia juga mendesak pemerintah untuk meningkatkan akses terhadap sekolah berbiaya rendah melalui kemitraan dengan sekolah swasta.

“Penyebab utama terjadinya penipuan PPDB adalah terbatasnya akses calon siswa ke sekolah negeri. Hal ini menimbulkan persaingan dan membuka peluang terjadinya penipuan, jual beli kursi, bahkan membayar biaya masuk ke sekolah ilegal.” akan meningkat. Salah satunya dengan mendirikan sekolah hukum yang bekerjasama dengan sekolah swasta,” kata Sayful Huda, Direktur Komisi X Republik Korea, dalam peta resmi, Minggu (23/6/2024).

Huda mengatakan, penipuan PPDB merupakan rahasia yang terjadi setiap tahun. Di sisi lain, banyaknya perlindungan baik dari segi manajemen maupun informasi yang lebih detail tidak dapat menghilangkan banyak kecurangan yang terjadi.

“Ada banyak cara untuk berbuat curang. Dalam kasus zonasi, penipuan bisa menggunakan informasi palsu tentang keluarga atau jarak siswa baru dengan sekolah. “Untuk pengakuannya, bisa dilakukan penipuan berupa pemberian makan kepada orang-orang dari keluarga kaya, kemudian untuk jalan menuju kesuksesan bisa dijadikan sertifikat palsu,” jelas Huda.

Huda mengatakan, saat ini banyak sekolah negeri yang tidak sesuai dengan masyarakat. Meskipun sekolah negeri lebih murah, sekolah ini menjadi pilihan sebagian besar siswa.

“Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2023, sekitar 10,5 juta siswa hingga tingkat dasar dan menengah tidak bersekolah di sekolah negeri. Ia mengatakan, “Pada akhirnya, mereka harus bersekolah di sekolah swasta yang sangat banyak. murah karena ada tiket masuk dan biaya bulanan,” ujarnya.

Kesenjangan rasio jumlah sekolah terhadap jumlah penduduk bahkan lebih penting lagi pada tingkat sekolah menengah atas. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah siswa sekolah menengah di Indonesia pada tahun 2021 berjumlah sekitar 10,09 juta siswa, sedangkan daya tampung sekolah negeri setingkat SMA hanya sekitar 3,7 juta orang. siswa.

“Jika dilihat dari sekolah pada tahun 2021, terdapat 13.865 SMA di Indonesia, dimana 50,24 persennya atau sekitar 6.966 sekolah dimiliki,” ujarnya.

Situasi ini memerlukan perubahan kebijakan untuk meningkatkan kapasitas sekolah menengah atas di Indonesia, kata Huda. Salah satunya bekerja sama dengan sekolah swasta untuk memberikan fasilitas dan layanan kepada siswa seperti halnya sekolah negeri.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D