0 0
Read Time:2 Minute, 56 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Indosat Ooredoo Hutchison mengajak generasi muda untuk menyelamatkan lingkungan melalui film ‘Jaga Raya’. Film pendek ini bercerita tentang Raya, seorang ahli biologi yang prihatin terhadap pencemaran lingkungan yang berdampak pada planet kita.

Secara khusus, film ini berfokus pada adegan multi-dunia di mana dunia lain, Raya, menjadi korban kerusakan lingkungan.

Namun penelitiannya yang terus-menerus terhadap biji zaitun membuahkan hasil. Selain itu, Jaga tercinta Raya dapat membawa benih ke masa kini untuk mencegah kerusakan lingkungan yang terjadi di dunia paralel.

Lokasi ini pernah difilmkan oleh Indosat Ooredoo Hutchison sebagai salah satu komitmennya terhadap pelestarian lingkungan.

Ooredoo Hutchison Steve Saerang, SVP Director of Communications Indosat, mengatakan perilisan film pendek ini merupakan bagian dari kampanye “Plant Oxygen” Indosat.

“Pabrik Oksigen yang ditayangkan di YouTube Indosat mencerminkan komitmen kami terhadap lingkungan yang berkelanjutan,” kata Steve dalam keterangannya.

Terlebih lagi, film ilmiah ini merupakan bentuk edukasi kepada masyarakat Indonesia untuk lebih memahami pentingnya peran mangrove sebagai biofilter polusi dan penghasil oksigen.

Steve berharap film ini dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat sehingga timnya dapat melakukan bagiannya untuk membersihkan udara.

Sebagai referensi, data saat ini menunjukkan bahwa 99% populasi dunia menderita bau mulut. Selain itu, emisi karbon dioksida diperkirakan akan mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada tahun 2022, menurut data WHO.

Fakta langka adanya udara bersih membuat Indosat mendorong masyarakat untuk berkontribusi melalui pelaksanaan proyek pertanian oksigen. Masyarakat juga dapat berpartisipasi secara langsung dengan membeli bibit mangga seharga Rp 80.000 per pohon.

Selain membantu mengurangi polusi, mangrove juga memiliki banyak manfaat bagi masyarakat, antara lain melindungi dari kerusakan, mengurangi dampak tsunami, dan membantu pariwisata kawasan.

Ketertarikan Indosat terhadap mangrove tidak hanya terbatas pada film ini. Di masa lalu, Indosat Ooredo Hutchison (Indosat) telah bekerja sama dengan Sistem Telekomunikasi Global (GSMA) untuk mengembangkan sumber daya dalam mengurangi jumlah telepon seluler guna menjadikan Indonesia sebagai negara yang melindungi lingkungan dan perekonomian.

Kemitraan ini merupakan inisiatif untuk mengatasi dampak perubahan iklim global yang dituangkan dalam program “Digitalisasi Konservasi Mangrove” Kalimantan Utara.

“Kemitraan Indosat dengan GSMA merupakan langkah besar dalam mengatasi perubahan iklim melalui teknologi,” kata Vikram Sinha, Presiden dan CEO Indosat, di Tarakan, Senin (22 Lima Bulan 2023).

Pandangan serupa diungkapkan oleh Julian Gorman, presiden Asosiasi Sistem Global dan Komunikasi Seluler Asia Pasifik (GSMA). Ia mengatakan GSMA memperkuat komitmennya dalam menyelesaikan masalah keamanan global dengan mengedepankan layanan digitalisasi untuk mengatasi dampak negatif dan kondisi cuaca buruk.

Kolaborasi keduanya terlihat dari hadirnya Indosat dan GSMA Mobile Innovation Hub.

Program digitalisasi konservasi mangrove akan dilakukan dalam dua jenis kegiatan, sesuai dengan Memorandum of Understanding (MOU) yang ditandatangani di Barcelona pada Maret 2023.

Yang pertama adalah peta laut dan pantai Kalimantan Utara menggunakan ruang terbuka dan pemetaan geospasial khususnya di Desa Setavu Kecamatan Sebatik Barat. Kegiatan ini melibatkan warga sekitar dan tokoh masyarakat dengan menggunakan aplikasi Qfiled yang dapat diupdate secara berkala.

Melalui aplikasi Qfield, Indosat bekerja sama dengan GSMA, BMZ dan GIZ untuk memberikan informasi identifikasi pantai dan wilayah pesisir, serta membuat peta digital untuk navigasi di balik aktivitas.

Keberhasilan proyek ini dapat digunakan untuk menyebarkan informasi kepada pengusaha lain dan melindungi hutan bakau dalam jangka panjang.

 

Proyek kedua adalah memperkenalkan solusi digital berbasis Internet of Things (IoT) bagi petani lokal untuk memantau air di danau, terutama yang dekat dengan area budidaya.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas danau-danau kecil dan melindungi hutan bakau dari ancaman penebangan untuk stok ikan dalam jumlah besar.

Program pengamanan ini juga didukung oleh Kementerian Federal Ekonomi dan Pembangunan (BMZ), Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), Universitas Borneo Tarakan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, dan Pemerintah Daerah Sebatik Barat.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D