0 0
Read Time:2 Minute, 55 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Strategi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) untuk terus memperluas bisnis ekosistem menara secara organik dan anorganik, memonetisasi aset, dan mengelola biaya dengan lebih efektif membuahkan hasil positif. Hal ini tercermin dari kinerja perseroan pada kuartal I-2024. 

Mitratel membukukan pendapatan sebesar Rp 2,20 triliun selama tiga bulan pertama tahun 2024, naik 7,3% dari Rp 2,05 triliun (tahun/tahun) pada periode yang sama tahun lalu. Bisnis penyewaan menara menyumbang Rp1,83 triliun, meningkat 5,4%. Sedangkan pendapatan dari bisnis fiber optik mencapai Rp 85,22 miliar atau meningkat 148,8% dibandingkan periode yang sama. 

Pertumbuhan di sisi pendapatan berhasil diimbangi dengan pengelolaan biaya yang lebih efisien. Hasilnya, perseroan mampu mencatatkan EBITDA senilai Rp 1,84 triliun atau meningkat 9,9%. Margin EBITDA juga meningkat sebesar 2,3% menjadi 83,5%. Berbagai pencapaian tersebut menghasilkan laba bersih sebesar Rp520,99 miliar, meningkat 4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp501,03 miliar.

“Kombinasi pertumbuhan pendapatan, optimalisasi aset, dan manajemen biaya telah meningkatkan margin EBITDA dan laba bersih kami. Strategi ini akan kami lanjutkan,” kata Presiden Direktur Mitratel Theodorus Ardi Hartoko (Teddy) pada Senin (22/4/2024). perspektif

Kontribusi pendapatan dari bisnis fiber optic selama ini, perseroan meyakini lini bisnis ini memiliki prospek yang sangat menjanjikan dan berpeluang menjadi mesin pertumbuhan baru di masa depan, dimana Mitratel menjadi partner pilihan operator seluler. Pembangunan Fiber to the Tower (FTTT).

“Kami akan terus mengembangkan bisnis fiber optik untuk memenuhi kebutuhan operator seluler akan jaringan latensi rendah seiring dengan perkembangan teknologi 5G. Kami juga memiliki komitmen yang kuat untuk menjadi mitra strategis mereka, baik dalam agenda konsolidasi maupun ekspansi. menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru.” 

 

 

Mitratel mulai menggarap bisnis serat optik ini pada tahun 2022 dan kini memperluas jangkauannya baik secara organik maupun anorganik. Hingga akhir Maret 2024, panjang serat optik perseroan mencapai 36.257 km. Jika dihitung dari akhir Desember 2023 saja atau akhir tahun (ytd), Mitratel berhasil menambah panjang fiber menjadi 3.736 kilometer atau meningkat 11,5%. 

Selain fokus pada pengembangan fiber optic, Mitratel Indonesia juga mempertahankan posisinya sebagai pemilik menara dengan jumlah terbesar di Asia Tenggara. Perseroan memiliki 38.135 menara pada akhir Maret 2024, meningkat 0,3% dibandingkan posisi akhir Desember 2023.

Sekitar 41,5% menara berada di Pulau Jawa, sedangkan 58,5% sisanya tersebar di Sumatera, Bali dan Nusra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

“Lokasi aset yang banyak tersebar di luar Pulau Jawa memberikan keuntungan strategis bagi Mitratel. Kami melihat operator telekomunikasi terus berekspansi ke luar Pulau Jawa dan di pedesaan, sejalan dengan agenda pemerintah untuk pemerataan infrastruktur dan peningkatan kualitas jaringan internet di dalam negeri, Teddy mengatakan: “Bagi kami, ini adalah peluang dan panggilan untuk memainkan peran yang lebih besar dalam memajukan industri dan membantu masyarakat mendapatkan akses internet berkualitas tinggi.” 

 

Dengan pertumbuhan aset menara dan serat optik, Mitratel melaporkan peningkatan jumlah penyewa dari 57.409 penyewa pada akhir Desember 2023 menjadi 57.808 pada akhir Maret 2024, atau 399 penyewa per kuartal. Sementara kolokasi meningkat 1,4% menjadi 19.673 dari 19.395 pada periode yang sama. Hal ini meningkatkan rasio sewa menjadi 1,52x.

Pertumbuhan bisnis Mitratel selama beberapa tahun terakhir dan kontribusinya terhadap kemajuan industri telekomunikasi tanah air telah diakui secara internasional. Pada Asian Telecom Awards 2024 di Singapura Februari lalu, Mitratel meraih penghargaan Wholesale Company Initiative of the Year.

Perusahaan dinilai berhasil melakukan transisi dari menara tradisional ke infraco dan mampu memantapkan posisinya sebagai raja penyedia menara di Asia Tenggara.

“Penghargaan ini menjadi insentif untuk membangun infrastruktur kita dan mengembangkan industri telekomunikasi,” tutup Teddy.  

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D