0 0
Read Time:1 Minute, 36 Second

Jakarta, dianrakyat.co.id – Bumi selalu terkena aliran partikel bermuatan Matahari. Partikel-partikel ini dikenal sebagai angin matahari. Ibarat pesawat terbang yang melewati angin kencang, Bumi juga harus menghadapi pengaruh angin matahari, medan magnet bumi, atau magnetosfer, bertindak sebagai perisai yang melindungi bumi dari serangan partikel-partikel tersebut. Saat angin matahari menghantam Bumi, aliran partikelnya tidak langsung masuk ke atmosfer. Sebaliknya, angin matahari mengalir mengelilingi magnetosfer dan membentuk gelombang kejut di sisi Bumi yang menghadap Matahari. Bagian itu dikenal sebagai kejutan busur, lapor Live Science. Di sisi berlawanan, yakni sisi malam Bumi, magnetosfer terbentang seperti ekor panjang yang disebut ekor kaus kaki angin. Namun, ketika terjadi perubahan besar pada angin matahari, hal ini dapat mempengaruhi bentuk dan dinamika magnetosfer bumi yang merupakan ledakan besar di atmosfer. Matahari memancarkan partikel dan medan magnet dengan kecepatan tinggi. Pada saat itu, pengamatan yang dilakukan oleh pesawat ruang angkasa NASA yang disebut Magnetospheric Multiscale Mission (MMS) menunjukkan bahwa angin matahari biasanya bergerak lebih cepat daripada kecepatan Alfvén. kecepatan pergerakan medan magnet melalui plasma) tiba-tiba kehilangan kecepatan. Dalam hal ini, kecepatan Alfvén sebenarnya lebih tinggi. Hal ini menyebabkan fenomena yang sangat langka dimana guncangan busur bumi hilang untuk sementara. Ketika guncangan busur listrik menghilang, plasma dan medan magnet Matahari dapat berinteraksi langsung dengan magnetosfer Bumi, menggantikan ujung kaus kaki angin Bumi dengan struktur baru yang dikenal sebagai a. Sayap Alfven. Sayap Alfvén ini menghubungkan magnetosfer Bumi dengan wilayah Matahari yang baru saja meletus, menciptakan jalur cepat yang mengangkut plasma antara dua benda di sekitar objek tersebut, objek lain di Tata Surya, seperti bulan Jupiter Ganymede. Faktanya, fenomena ini mungkin menjelaskan terbentuknya aurora. Penelitian ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah sayap Alfvén juga dapat menciptakan aurora di Bumi yang mempengaruhi medan magnet Bumi. Dampak Bulan Menjauhi Bumi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan fenomena astronomi Bulan menjauhi Bumi yang diperkirakan akan menambah satu hari bagi Bumi. dianrakyat.co.id.co.id 31 Agustus 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D