0 0
Read Time:2 Minute, 48 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Pasca pandemi, booming perekonomian semakin terasa, tak terkecuali franchise kuliner. Tidak dapat disangkal bahwa modal ventura menjadi pilihan menarik bagi mereka yang ingin memperoleh penghasilan tambahan dengan modal yang tersedia.

Keamanan pangan menjadi isu penting dalam menjalankan bisnis waralaba kuliner. Pendiri KAIA Group sekaligus pakar F&B Valentino Ivan mengakui keamanan pangan menjadi faktor penting bagi pengusaha makanan dan minuman. Hal ini untuk menghindari risiko yang tidak perlu, salah satunya keracunan makanan. 

“Ini sangat penting karena kita sedang menangani keracunan pangan, pencegahan keracunan (yang terjadi) dan sekarang keamanan pangan semakin meningkat, jadi sangat penting,” kata Ivan usai konferensi pers Franchise and Licensing Expo Indonesia (FLEI) 2024 di Jakarta . Senin (29/4).

Di Indonesia, kata Ivan, sertifikasi halal memegang peranan penting dalam bisnis F&B.

“Sebagai pengusaha F&B, yang nomor satu harusnya (sertifikasi) halal dulu karena mayoritas. Kalau masyarakat melihat (label) halal itu aman, seharusnya omzet pembelinya lebih baik,” kata Ivan.

Memiliki sertifikat Halal membuat masyarakat yakin akan keamanan produk F&B yang mereka konsumsi. Sebab, sertifikasi halal memastikan produk kuliner tersebut telah melalui tahapan penyiapan bahan, pengolahan, dan penyajian sesuai ketentuan terkait.

Selain sertifikasi halal, pengusaha waralaba kuliner juga harus memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk menjual produknya secara umum dan tidak hanya ke restoran, jelas Ivan.

Ivan mencontohkan, jika sebuah restoran ingin menjual produk kulinernya hanya kepada tamu restoran tersebut, maka harus ada izin dari BPOM.

“Karena produknya dijual ke masyarakat umum, harusnya ada BPOM. Tapi kalau dijual di restoran, cukup ke pembeli saja, sertifikat halalnya saja,” imbuhnya.

Sedangkan untuk usaha waralaba, kata Ivan, sertifikat yang diperlukan adalah Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW). 

Terkait peluang bisnis waralaba, Pameran Industri Waralaba dan Perizinan Franchise and Licensing Expo Indonesia (FLEI) kembali digelar pada 10-12 Mei 2024 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran Hall D2 Jakarta.

Presiden Panorama Media Royanto Handaa mengatakan, lebih dari 50 persen dari 200 peserta pameran didominasi oleh pelaku usaha waralaba kuliner.

“Karena FLEI telah berkembang dalam beberapa edisi terakhir sejak pandemi, maka peminat yang paling banyak adalah F&B, dengan 50-60 persen pesertanya berasal dari F&B,” kata Roy pada konferensi pers FLEI ke-22 di Jakarta. Senin (29/4).

Namun perubahan perilaku masyarakat selama pandemi telah menciptakan model bisnis baru yang menarik, kata Roy. Diakui Roy, hal itu berdampak pada eksposurnya di luar bisnis F&B. 

“Selama COVID, perilaku masyarakat berubah karena bekerja dari rumah. Hal ini otomatis menyebabkan perubahan pola peserta, selain F&B semakin banyak pula usaha yang melayani ibu rumah tangga, seperti mesin cuci, air mineral dan jasa lainnya. Layanan rumah untuk membuat hidup lebih mudah saat Anda bekerja,” katanya. 

Selain bisnis yang disebutkannya, ada juga bisnis jasa pendidikan online yang bermunculan pada masa dan pasca pandemi. 

 

Roy mengatakan, tidak hanya bagi para pebisnis, program FLEI tahun ini juga memberikan ruang edukasi berupa workshop dan berbagi kisah sukses para pebisnis berlisensi bagi masyarakat yang berminat berwirausaha.

Sedangkan untuk bisnis kuliner, pada acara hari kedua akan menampilkan materi edukasi strategi pengelolaan franchise kuliner, kata Ivan.

“Panggung di hari kedua pameran ini akan kami isi untuk memberikan edukasi mengenai strategi menjalankan bisnis franchise F&B. Selama ini selama FLEI secara umum respon pengunjung sangat bagus. Pameran ini sangat diminati oleh para calon pengusaha. Tidak Tidak hanya dari Jakarta dan daerah, tapi juga dari luar negeri,” ujarnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D