1 Juta Orang Gunakan Angkutan Umum Saat Mudik, Penyeberangan Paling Tinggi

dianrakyat.co.id, JAKARTA – Kementerian Perhubungan mencatat trafik penumpang angkutan umum mulai menunjukkan peningkatan pada hari ke-5 Idul Fitri atau Jumat (5/4/2024). Situasi ini terpantau di Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Berdasarkan data sementara, total penumpang angkutan umum pada Jumat (5/4/2024) sebanyak 100 juta orang, kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (6/4/2024).

Jumlah tersebut meningkat 26,37 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebanyak 798 ribu 466 orang, ujarnya. Apalagi, juga mengalami peningkatan sebesar 101,5 persen dibandingkan lalin normal harian.

“Kemarin jumlah penumpang pada H-5 tertinggi pada angkutan penyeberangan yakni 303.912 penumpang. Persentasenya mencapai 30,12 persen dari total jumlah penumpang angkutan umum semua moda,” kata Adita.

Titik pergerakan penumpang dan kendaraan yang dipantau melalui posko tersebut meliputi 111 terminal, 16 pelabuhan penyeberangan, 51 bandara, 110 pelabuhan laut, 173 stasiun, dan 42 gerbang tol. Selain itu, 20 ruas jalan arteri masuk dan keluar Jabodetabek akan dipantau dari 9 titik pada tahun 2023 menjadi 11 titik pada tahun 2024.

Adita mengatakan, terjadi peningkatan jumlah penumpang di semua moda transportasi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Untuk angkutan pribadi, jumlah kendaraan yang keluar dan masuk Jabodetabek melalui Tol Jammarg sebanyak 528.423 orang dan berjumlah sekitar 2.640.000 orang. Jumlah tersebut meningkat 1.014 persen dibandingkan periode harian normal tahun 2024 dan turun 30,23 persen dibandingkan tahun 2023 yakni 757.390 kendaraan dan 3.786.950 orang.

Sekitar 1,41 juta kendaraan dan 2,833 juta orang keluar masuk Jabodetabek. Jumlah tersebut meningkat 301,69 persen dibandingkan periode normal harian 2024.

Adita mengimbau pemudik bisa memprediksi cuaca selama perjalanan pulang. Kementerian Perhubungan mengimbau masyarakat mengantisipasi kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem di banyak wilayah Indonesia, kata Adita.