0 0
Read Time:1 Minute, 33 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA – Sebuah video yang diunggah saluran berita digital Aljazirah, AJ+, belakangan viral di internet. Video tersebut berisi kritik terhadap film Oppenheimer karena dianggap mengabaikan aspek kejahatan yang dilakukan Amerika Serikat (AS) terhadap Jepang pada Perang Dunia II.

Video dibuka dengan reporter AJ+ yang duduk di kursi bioskop. Reporter tersebut mengatakan dia baru saja menonton film Oppenheimer.

“Ada hal-hal yang tidak dibicarakan dalam film tersebut,” ujar reporter dalam video yang diposting AJ+ di X, Rabu (4/3/2024).

Wartawan tersebut kemudian mengatakan bahwa dia tidak yakin film tersebut mengkritik keputusan AS yang menggunakan bom atom terhadap warga sipil Jepang. Menurut reporter tersebut, film tersebut konsisten dengan penolakan AS untuk mengakui bahwa mereka melakukan kejahatan perang terhadap Jepang.

“(Dan ini konsisten dengan) pembenaran bahwa bom diperlukan untuk mengakhiri perang,” kritik jurnalis tersebut, menurut Fox News.

Video tersebut juga memuat film dokumenter bersama sejarawan Naoko Wake dari Michigan State University, AS. Menurut Wake, film Oppenheimer menyajikan sejarah perang yang terbatas dan menyoroti satu sisi cerita.

Menurut Wake, Amerika Serikat tidak mau meragukan bahwa Perang Dunia II adalah “perang yang baik”. Pasalnya, pemikiran seperti itu dapat mengancam kepentingan dan keamanan nasional Amerika Serikat.

“Setelah 78 tahun, belum ada presiden Amerika yang meminta maaf kepada para korban. Film ini sangat cocok dengan pola Amerika yang menghindari pertanggungjawaban atas kejahatan yang dilakukan,” ujarnya.

Seperti diketahui, pada masa Perang Dunia II, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Diperkirakan sekitar 200.000 orang Jepang tewas akibat kedua bom tersebut.

Selain banyak korban jiwa, bom tersebut juga menyebabkan banyak orang Jepang menderita berbagai penyakit akibat paparan radiasi, termasuk kanker. Dampak radiasi ini baru terlihat beberapa dekade setelah bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

“Kanker jenis ini baru muncul beberapa dekade kemudian. Banyak dari mereka (korban radiasi) yang memutuskan untuk tidak berkeluarga. Mereka tidak ingin mempunyai anak karena takut akan kemungkinan cacat,” kata Veglia.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D