0 0
Read Time:2 Minute, 7 Second

dianrakyat.co.id – Diskusi sekolah di negara-negara berkembang sering kali membahas prioritas mereka, seperti mata pelajaran mana yang harus diprioritaskan, siswa mana yang membutuhkan lebih banyak dukungan, atau apa yang memerlukan lebih banyak investasi. 

Data PBB menunjukkan bahwa “hampir tidak ada kemajuan” dalam hal akses terhadap pendidikan di beberapa negara termiskin di dunia selama dekade terakhir. Hal ini menyebabkan perbedaan kesempatan antara anak laki-laki dan perempuan dalam mengakses pendidikan.

Seks dalam pendidikan bukanlah hal baru dan sering dibahas dalam esai tentang seks yang bisa Anda temukan online. Esai siswa ini sering kali didasarkan pada contoh nyata seksisme dalam pendidikan.

Meski seseorang mempunyai kebebasan untuk memilih pendidikan yang diinginkannya, namun kenyataannya berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa bahkan di negara-negara maju, peran-peran tersebut tidaklah setara. 

Namun, bagi keluarga di sebagian besar negara maju, mengurus pendidikan anak-anak mereka sering kali menjadi prioritas. Apakah mereka tidak yakin apakah mereka mampu menyekolahkan anak mereka? Bisakah itu gratis? Dan bisakah mereka kuliah?

Sebaliknya, dalam laporan penilaian kualitas pendidikan yang diterbitkan oleh organisasi yang sama pada akhir tahun lalu, hasilnya mengejutkan. Itu berarti ada lebih dari 600 juta anak di kelas yang tidak tahu apa-apa tentang topik ini. 

Jenis kelamin itu penting

Di banyak negara di dunia, anak perempuan yang secara tidak sengaja menjadi korban seksisme dan diskriminasi harus bekerja, sering kali tinggal di rumah atau mengasuh saudara kandungnya. Daripada pergi ke sekolah. Banyak dari mereka yang menikah pada usia muda sehingga membuat mereka kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendidikan. 

Dengan mempertimbangkan pendapat para ahli mengenai pendapatan, sulit dipercaya bahwa ada negara di mana perempuan mempunyai penghasilan hingga 75% lebih rendah dibandingkan laki-laki.

Ini adalah situasi di Iran, di mana perempuan berpenghasilan rata-rata $21,000 per tahun dibandingkan dengan laki-laki yang berpenghasilan lebih dari $4,000 per tahun. Informasi tersebut diperoleh dari beberapa data terkini World Economic Forum (WEF) mengenai kesenjangan gender global, yang hingga saat ini selalu mengejutkan saya. 

Ada banyak negara di mana perempuan telah berjuang melawan ketidakadilan sosial: pernikahan paksa, hak veto dalam politik, dan kesenjangan upah hanyalah beberapa di antaranya.

Berdasarkan fakta dan angka dalam laporan WEF yang meneliti 145 negara di dunia, 10 negara tersebut mendapat skor terburuk dalam hal kesetaraan gender, yang berarti negara tersebut memiliki kebijakan pendidikan yang buruk untuk anak perempuan. Jadi negara apa itu?  Afghanistan Mesir Mali Lebanon Maroko Yordania Iran Suriah Pakistan Yaman Penelitian menunjukkan 46 persen perusahaan di Indonesia kesulitan mencari calon karyawan. Berikut penjelasannya. Kesulitan ini muncul karena ketidakkonsistenan dalam banyak proses yang diwajibkan oleh pemberi kerja terhadap ketersediaan pekerja. dianrakyat.co.id.co.id 24 Agustus 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D