0 0
Read Time:2 Minute, 45 Second

dianrakyat.co.id Parenting – Keluarga merupakan tempat penting bagi anak untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, orang tua dapat menciptakan rumah yang nyaman dan aman bagi anaknya.

Namun sayangnya, banyak anak yang tidak mau langsung pulang sepulang sekolah dan memilih bermain di rumah teman atau di tempat lain. Salah satu penyebabnya adalah mereka tidak merasa nyaman berada di rumah. Yuk, gulir ke bawah untuk mengetahui solusinya.

Ahli saraf dr Aisah Dahlan mengungkapkan, kebanyakan orang tua hanya bisa menjaga keselamatan anak dan lupa memberikan kenyamanan.

“Jadikan rumah aman dan nyaman. Selama ini aman, kita rawat, kita sediakan sekolah, kita sediakan makanan, tapi belum tentu nyaman. Ya kita ambil sekolah tapi banyak pesannya , jangan ini, jangan itu, tidak nyaman, “Bawa anakmu pulang sekolah, harus seperti ini, harus seperti ini, harus seperti ini, tidak nyaman sama sekali,” ujarnya, dikutip dalam potongan video yang diunggah ke akun TikTok @ceatin, Jumat 16 Februari 2024.

Lebih lanjut Aisah Dahlan menjelaskan, salah satu solusi untuk menciptakan rumah yang aman dan nyaman bagi anak adalah dengan menetapkan aturan dan kesepakatan yang jelas terutama mengenai kerapian anak kita.

“Jadi bagaimana caranya membuat rumah Anda aman dan nyaman? Ada istilah yang disebut seni memarahi. Misalnya, kita tidak bisa memarahi anak kita jika kita tidak memberikan aturan terlebih dahulu. “Misalnya, jika seorang anak pulang jam 1 siang dan mengatakan ‘kamu akan tiba jam 1 siang’, masalahnya adalah orang tua belum memberi tahu anak bahwa jika dia keluar pada malam hari, dia akan pulang. jam 10 malam, atau jam 11 malam. Kalau dia keluar dan bermain di luar, orang tuanya berhak menegurnya,” ujarnya.

“Anak bermain elektronik lebih dari 4 jam, amarah ibu menyebar kemana-mana. Pertanyaannya: apakah Anda sudah sepakat dengan anak Anda tentang penggunaan alat elektronik untuk satu hari? Jika tidak dilakukan, Anda akan marah, dan anak Anda tidak akan tahu siapa yang salah? Dia melanjutkan.

Di sisi lain, Aisah Dahlan juga mengimbau agar ditetapkan aturan antara orang tua dan anak serta memperhatikan dua hal. Secara khusus perlu melibatkan anak dan juga perlu menetapkan aturan-aturan yang sesuai dengan perkembangan pikiran anak.

“Makanya kita perlu membuat aturan untuk kedua belah pihak tapi juga memperhatikan perkembangan otaknya. Setiap anak kan punya aturan yang berbeda-beda, dan kalau buat aturan jangan tiap hari, biar anak jadi bingung, ‘apa? lebih ke itu’, jadi kalau buat aturan, saya akan bertemu sebulan sekali,” ucapnya.

Dr Aisah Dahlan mencontohkan, ia memiliki seorang putra yang lahir pada 18 Juni. Oleh karena itu, setiap tanggal 18 setiap bulannya, dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, ia menjemput anak-anaknya dan mengajak mereka makan. Di sela-sela waktu makan, Aisah Dahlan berinteraksi, termasuk menyepakati aturan yang harus dipatuhi putranya. Harapannya, peraturan jelas yang disepakati kedua belah pihak dapat menjamin kenyamanan dan keamanan anak-anak.

“Karena saya punya banyak anak, saya menargetkan ulang tahun anak saya pada tanggal 18 sejak saya masih TK. Setiap kali saya berusia 18 tahun, saya menjemput anak saya dari sekolah dan mengajaknya makan, lalu saya berdiskusi dan memberi tahu dia. Anda juga bisa melakukannya. Tanyakan apakah ada negosiasi dan aturannya apa, karena kalau di rumah saja tidak nyaman, anak-anak berisiko sering keluar bermain. Ini masalah serius,” ujarnya. Vincent Rompies akhirnya hadir di acara bersama Desta dan menyampaikan permintaan maafnya Vincent Rompies meminta maaf karena selama Ramadhan tidak bisa menghadiri acara Vindes sahur dianrakyat.co.id.co.id 6 April 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D