JAKARTA – Inovasi implan otak manusia yang diluncurkan Elon Musk ternyata bermasalah. Al Arabiya melaporkan pada Sabtu (5/11/2024) fakta tersebut diumumkan dalam postingan blog yang menandai hari ke-100 sejak pasien Noland Arbaugh menerima implan Neuralink.
Setelah kecelakaan menyelam yang membuatnya lumpuh dari bahu ke bawah, Arbaugh menjalani operasi untuk menanamkan antarmuka otak-komputer (BCI) ke bagian otaknya yang bertanggung jawab atas keterampilan motorik.
Tujuan utama dari implan ini adalah untuk memungkinkan pasien lumpuh mengendalikan kursor komputer atau keyboard dengan pikiran pengguna.
Pasien pertama dengan implan otak ini menerima chip tersebut pada Januari 2024. Pada bulan Maret, Neuralink menunjukkan bahwa Arbaugh dapat bermain catur online dan menggunakan chip tersebut untuk memindahkan penanda.
Situs web Neuralink mengatakan perangkat tersebut dirancang untuk merekam aktivitas saraf melalui 1.024 elektroda yang tersebar di 64 kabel atau benang fleksibel, dengan masing-masing elektroda lebih tipis dari rambut manusia dan dapat ditempatkan secara independen di otak.
Menurut situs web tersebut, ukuran standar kecepatan dan akurasi kontrol kursor adalah bit per detik (BPS), dengan nilai BPS yang lebih tinggi menunjukkan kontrol kursor yang lebih baik.
“Dalam beberapa minggu setelah operasi, banyak kabel yang dicabut dari otak, mengakibatkan penurunan jumlah elektroda aktif secara keseluruhan. Akibatnya, BPS menurun,” jelas perusahaan tersebut.
Meski mengalami kemunduran, perusahaan mampu melakukan beberapa perubahan untuk mengatasi masalah tersebut.
Oleh karena itu, Musk memodifikasi algoritme perekaman agar lebih sensitif terhadap sinyal populasi saraf, meningkatkan teknik untuk mengubah sinyal tersebut menjadi gerakan kursor, dan meningkatkan antarmuka pengguna. BPS membaik, melampaui kinerja Arbaugh yang pertama.
MG/Muhammad Rauzan Ranupane Ramadhan