0 0
Read Time:2 Minute, 51 Second

JAKARTA – Kajian komprehensif dilakukan untuk menganalisis negara-negara yang paling mendukung kelestarian lingkungan hidup dan paling tidak mendukung isu lingkungan hidup. Studi ini menunjukkan sejauh mana suatu negara berupaya melindungi dan memulihkan lingkungan serta sejauh mana perhatiannya terhadap kesehatan penduduknya.

Banyak penelitian yang dilakukan oleh Environmental Performance Index (EPI) dari Yale University, EU Joint Research Center (JRC), Green Future Index (GFI) dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), dan informasi dari IQ Air. platform Metode penilaian tidak ramah lingkungan

Seperti dilansir Green Match, terdapat banyak metrik dan indikator untuk mengukur berbagai aspek yang mendukung kelestarian lingkungan suatu negara.

Misalnya saja Environmental Performance Index (EPI) yang berasal dari Yale University dan Green Future Index (GFI) dari Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Selain kedua indeks tersebut, Green Match juga menilai emisi CO2 per kapita dan konsentrasi rata-rata tahunan PM2.5 di suatu negara (kata kunci).

“Kami bertujuan untuk menggabungkan keempat studi ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap tentang negara mana yang menganggap serius keberlanjutan, baik dalam situasi saat ini maupun di masa depan,” tulis laporan Green Match.

Indeks Kinerja Lingkungan (EPI) memberikan penilaian melalui 40 indikator dan dianggap sebagai studi paling komprehensif mengenai subjek ini, yang mencakup 180 negara.

Sementara itu, Green Future Index (GFI) berfokus pada penilaian kemajuan dan komitmen suatu negara terhadap masa depan berkelanjutan. Laporan ini mengkaji 22 indikator dalam lima pilar: kebijakan iklim, emisi karbon, transisi energi, masyarakat ramah lingkungan, dan inovasi ramah lingkungan.

Sebaliknya, laporan Pusat Penelitian Gabungan Uni Eropa pada tahun 2020 berfokus pada emisi karbon dioksida fosil di lebih dari 200 negara dan wilayah. Hal ini mencakup penilaian emisi CO2 per kapita dengan mempertimbangkan jumlah populasi.

Terakhir, kami memilih metrik IQ air karena polutan PM2.5 merupakan risiko kesehatan yang besar bagi populasi dunia. Selain itu, seperti halnya emisi CO2 per kapita, data ini menunjukkan kinerja suatu negara saat ini dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.

Dengan memperhatikan indikator dan metrik di atas, berikut adalah daftar negara-negara yang berada pada posisi paling rendah dalam hal kelestarian lingkungan, atau bisa dikatakan sebagai negara yang relatif paling rendah terhadap lingkungan. EPI Qatar: Peringkat GFI ke-137: Konsentrasi PM2.5 Rata-Rata Tahunan ke-73: 38.2 μg/m³ (Mikrogram per meter kubik) Emisi CO2 Per Kapita: 35.64 ton 2. EPI Generasi: Rata-rata PM2.5 ke-1 -133 GFI: Peringkat 2.5 5 : 30,3 μg/m³ Emisi CO2 per kapita: 8,26 ton 3. EPI Turki: posisi ke-172 GFI: posisi ke-69 Konsentrasi PM2 5 rata-rata tahunan: 20 μg/m³ Emisi CO2 per kapita: 4,83 ton Cina 1620 G. rata-rata konsentrasi PM2,5: 32,6 μg/m³ Emisi CO2 per kapita: 8,2 ton 5. Arab Saudi EPI: peringkat ke-109 GFI: peringkat ke-51 Konsentrasi PM2,5 rata-rata tahunan: 32,7 μg/m³ CO2 per kapita: 8,2 ton m³ hingga 6. 6. Vietnam EPI: GFI ke-178 peringkat: peringkat ke-56 Konsentrasi PM2.5 rata-rata tahunan: 4,7 μg/m³ Emisi CO2 per kapita: 3,27 ton 7. EPI Indonesia: peringkat ke-164 GFI: peringkat pertama PM2.5 Konsentrasi. : 34.3 μg/m³ Emisi CO2 per kapita: 2.09 ton 8. Malaysia EPI: peringkat 130 GFI: peringkat 65 Konsentrasi PM2.5 rata-rata tahunan: 19.4 μg/m³ Emisi CO2 per kapita: 7.98 ton Warga Indonesia Bridgeports PortoESG Baru-baru ini menjalin kerja sama dengan PT Bank BTPN Tbk untuk menggunakan produk tersebut. dianrakyat.co.id.co.id 10 Juni 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D