0 0
Read Time:3 Minute, 29 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Ada berbagai karakter manusia di dunia ini yang harus siap dihadapi oleh setiap individu. Ada individu yang ikhlas dan jujur ​​dalam bertindak, namun tidak jarang ditemukan orang yang cenderung mencari muka dan melakukan “bantuan sosial” atau “panjat sosial”.

Pencarian muka dan pendakian sosial adalah perilaku di mana seseorang berusaha mendapatkan pujian, pengakuan, atau manfaat dengan cara yang tidak tulus atau adil. Terkadang menghadapi orang seperti ini bisa sangat melelahkan karena mereka selalu mempunyai motif atau kepentingan pribadi yang tersembunyi di balik setiap tindakannya.

Bagaimana cara mengetahui apakah seseorang tertarik untuk mendapatkan wajah dan panjat sosial? Berikut aturan perilaku yang menunjukkan seseorang memiliki kecenderungan mencari wajah dan “bantuan sosial” yang dikutip dianrakyat.co.id dari berbagai sumber, Jumat (26/7/2024).

Orang yang suka mencari perhatian tentu memiliki bakat dalam memberikan pujian dan nilai kepada orang-orang terdekatnya. Mereka selalu berusaha memberikan dukungan kepada pihak-pihak yang dianggap penting, dalam hal ini adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran bantuan sosialnya.

Apapun yang dilakukan individu akan terasa menyenangkan dan mendapat dukungan serta persetujuannya. Jika mereka berhasil memikat hati orang-orang yang mendekatinya dengan tujuan tertentu, maka itu akan menjadi jalan yang lebih dekat untuk mencapai hal-hal yang mereka inginkan, seperti popularitas, promosi, keuntungan finansial, atau bahkan tujuan lain yang diinginkan.

Orang yang suka memuji, menyanjung dan menyanjung cenderung memiliki sikap peduli dan penuh perhatian sebagai “bumbu pelengkap” untuk membuka diri. Orang tipe ini akan berusaha berbicara dengan suara yang lembut, penuh tawa dan keceriaan, agar orang lain mudah menerimanya.

Mereka tidak akan cuek atau asal-asalan jika ingin mendapatkan manfaat dari orang-orang yang dijadikan sebagai pemanjat sosial. Mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk berempati, perhatian, dan perhatian agar dianggap sebagai teman yang baik.

Sayangnya, kebaikan orang yang suka mencari-cari penampilan hanya terlihat ketika ia memang untuk orang yang disukainya. Mereka hanya akan menunjukkan perilaku yang baik kepada orang-orang yang dapat memberikan manfaat bagi mereka. Mereka hanya akan bersikap baik kepada orang yang mempunyai pengaruh atau status sosial yang tinggi.

Sementara itu, mereka memandang rendah orang-orang yang tidak mempunyai pengaruh, dianggap tidak penting, atau berada pada tingkat sosial yang lebih rendah dari mereka. Mereka menyembunyikan karakter buruk ini, hanya untuk mendapatkan muka dan menaiki tangga sosial.

Setelah berhasil merebut hati para sasaran bantuan sosial dan wajah, yang mereka inginkan adalah mengikuti berbagai ajang bergengsi dan eksklusif. Hal ini dipandang sebagai peluang emas untuk meningkatkan status sosial dan mendapatkan pengakuan yang didambakan. Bahkan, ia tak segan-segan merogoh kocek dalam-dalam untuk bisa menghadiri acara tersebut.

Saat berinteraksi atau bertemu dengan banyak orang, yang dilakukannya adalah mempromosikan dirinya semaksimal mungkin. Ia mencoba menonjolkan kelebihannya untuk menarik perhatian.

Ia pun berusaha tampil semeriah mungkin dengan kata-kata manis dan penggunaan bahasanya, sehingga mampu memberikan kesan percaya diri dan menarik. Dia harus selalu mencari pengakuan publik. Tak hanya itu, ia cenderung melakukan apa saja demi mendapatkan pujian atau perhatian. 

Tak sulit ditebak bahwa seseorang yang suka mencari perhatian dan ingin tampil sukses, seringkali hanya muncul saat suasana hatinya sedang baik. Ketika orang-orang yang dianggap berpengaruh mengalami kecelakaan atau bencana yang merusak reputasinya yang dijaga dengan baik, bahkan mendapat kritik dari banyak orang, mereka cenderung menghindar dan lepas dari tanggung jawab. Ia sengaja akan mencari teman baru untuk menunjukkan bahwa ia tidak terlibat dalam merugikan orang yang bersangkutan.

Ciri yang paling menarik dari para face seeker dan social climbing adalah gaya hidup mereka yang mewah dan glamor, meski pada kenyataannya tidak sesuai dengan kemampuan dan pendapatan mereka. Mereka ngotot tampil berkelas dan branded, padahal yang mereka punya hanyalah barang KW bahkan hasil pinjam uang sana sini. Mereka melakukan semua itu hanya untuk mendapatkan validasi dan citra yang baik, tanpa menyadari bahwa sebenarnya mereka sedang menipu diri sendiri. 

Sikapnya bisa berubah tergantung siapa yang ada di sekitarnya. Mereka dapat menunjukkan sikap yang berbeda-beda tergantung pada keuntungan atau manfaat yang mereka anggap dapat diperoleh dari orang atau situasi tertentu.

Ini adalah beberapa tanda perilaku yang disukai orang dalam menghadapi dan mencari bantuan sosial. Jadi berhati-hatilah saat bertemu teman dengan ciri-ciri tersebut.

Ingatlah untuk tidak terjebak dalam siklus palsu dan berusahalah untuk jujur ​​dan autentik. Asah terus potensi diri dan berusahalah menjadi versi terbaik dari diri sendiri. 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D