dianrakyat.co.id, Jakarta Komunikasi yang efektif adalah kunci membangun hubungan harmonis dengan orang lain, di tempat kerja, dalam persahabatan, dan di lingkungan keluarga. Namun, terkadang seseorang secara tidak sengaja mengatakan hal-hal yang dapat membuat lawan bicaranya merasa tidak nyaman dan akhirnya membuat dirinya terasing.
Ungkapan-ungkapan ini sering kali menunjukkan kurangnya empati dan keegoisan, yang pada akhirnya dapat merusak hubungan yang sudah ada. Selain itu, kata-kata yang terdengar menyakitkan dapat diingat oleh orang lain sehingga menyulitkan perbaikan hubungan.
Berikut tujuh kalimat yang harus dihindari agar orang lain tidak merasa risih dan terasing. Baca selengkapnya di bawah ini yang dihimpun dianrakyat.co.id dari berbagai sumber pada Kamis (9/5/2024).
Ungkapan ini sering muncul ketika seseorang sedang membicarakan masalah atau perasaan yang dialaminya. Dengan mengatakan bahwa orang lain bereaksi berlebihan, secara tidak langsung kita mengabaikan perasaannya.
Setiap orang mempunyai cara berbeda dalam menghadapi situasi. Apa yang mungkin tampak tidak penting bagi Anda, mungkin merupakan masalah besar bagi orang lain. Jika Anda tidak menghargai perasaannya, Anda menunjukkan kurangnya empati. Hal ini dapat membuat seseorang merasa diabaikan dan akhirnya menjauh karena merasa diabaikan.
Daripada memberi tahu mereka bahwa mereka bereaksi berlebihan, katakan, “Saya mengerti mengapa Anda merasa seperti itu. Apa yang bisa saya bantu?” Dengan cara ini, Anda menunjukkan dukungan dan pengertian.
Ungkapan ini sering diucapkan dalam konteks “Aku benar, kamu salah”, yang dapat melukai perasaan orang lain. Menyoroti kekurangan diri sendiri setelah kejadian yang tidak menyenangkan adalah tindakan yang tidak kompetitif dan egois. Ini hanya akan memperburuk situasi dan membuat orang lain merasa bersalah dan tidak berdaya.
Daripada menunjukkan kesalahan Anda, katakan, “Kita bisa belajar dari situasi ini bersama-sama. Apa yang bisa kita lakukan secara berbeda di lain waktu?” Dengan pendekatan ini, kami menciptakan lingkungan yang menstimulasi dan kolaboratif.
Kalimat ini mungkin terdengar sederhana, namun nyatanya mempunyai dampak yang sangat besar dalam menghancurkan hubungan. Ketika seseorang berbagi pengalaman yang sulit atau traumatis, merespons dengan membandingkan bahwa Anda belum pernah mengalami pengalaman tersebut menunjukkan ketidakpekaan. Karena itu, mereka mungkin merasa disalahpahami dan bahkan semakin tertutup.
Sebaliknya, Anda bisa berkata, “Aku belum pernah mengalami hal seperti ini, tapi aku bisa membayangkan betapa sulitnya hal ini bagimu.” Kalimat ini menunjukkan empati dan kemauan untuk memahami perasaan orang lain meski Anda belum pernah mengalami situasi yang sama.
Saat Anda berkata, “Itu bukan urusan saya”, Anda sebenarnya mengirimkan pesan bahwa Anda tidak peduli dengan apa yang dilakukan orang lain. Ungkapan ini menunjukkan sikap egois dan kurangnya keinginan untuk membantu atau setidaknya mendengarkan masalah orang lain. Akibatnya, orang-orang yang merasa diabaikan atau kehilangan haknya akan menjauh.
Jika Anda merasa tidak bisa membantu secara langsung, Anda bisa berkata, “Saya mungkin tidak bisa banyak membantu, tapi saya di sini untuk mendengarkan.” Dengan cara ini, Anda menunjukkan bahwa Anda peduli terhadap mereka dan siap memberikan dukungan emosional kepada mereka, meskipun Anda tidak terlibat langsung dalam masalah mereka.
Ungkapan ini sering muncul ketika seseorang merasa terbebani dengan tuntutan atau keluhan orang lain. Meskipun Anda mungkin sangat sibuk, mengatakan bahwa Anda “tidak punya waktu” dengan nada yang kurang ramah dapat membuat orang lain merasa diabaikan dan diabaikan. Karena itu, mereka bisa merasa tersisih dan akhirnya diasingkan.
Jika waktu menjadi kendala, lebih baik katakan, “Saya ingin sekali membantu Anda, tetapi saya sedang sibuk saat ini. Bisakah kita membicarakannya nanti?” Dengan begitu, Anda tetap menunjukkan kepedulian tanpa menyakiti perasaan orang lain.
Membandingkan seseorang dengan orang lain adalah salah satu cara tercepat untuk merusak harga dirinya. Tindakan tersebut tidak hanya menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap individu, tetapi juga dapat menimbulkan perasaan tidak aman dan kurang percaya diri. Perbandingan seperti ini sering kali membuat orang merasa dirinya tidak cukup baik dan merasa tertekan untuk menjadi sesuatu yang bukan dirinya.
Daripada membandingkan, Anda bisa lebih fokus pada kekuatan dan sifat positifnya dengan berkata, “Aku tahu kamu punya kemampuan untuk melakukan hal ini. Aku percaya padamu.” Pernyataan seperti itu tidak hanya menunjukkan kepercayaan Anda terhadap mereka, namun juga mendorong mereka untuk lebih beriman.
Kalimat ini mungkin dimaksudkan sebagai nasihat, namun sering kali ditanggapi sebagai kritik pedas. Ketika Anda mengatakan Anda akan melakukan sesuatu secara berbeda, Anda secara implisit menilai pilihan atau tindakan orang lain sebagai hal yang tidak pantas. Oleh karena itu, mereka mungkin merasa dihakimi dan tidak didukung dalam mengambil keputusan.
Sebaliknya, Anda dapat mengatakan, “Saya mengerti mengapa Anda memilih jalan itu dan saya mendukung keputusan Anda.” Dengan cara ini, Anda menghormati pilihan mereka dan memberi mereka dukungan yang diperlukan.