JAKARTA – Inilah daftar 7 lulusan perguruan tinggi yang lulusannya paling mungkin sulit mendapatkan pekerjaan menurut data BPS dan survei Hotcourse. Universitas merupakan salah satu faktor penentu masa depan. Oleh karena itu, agar tidak salah mengambil keputusan dan tidak menyesalinya di kemudian hari, perlu dipikirkan matang-matang.
Berdasarkan data BPS tahun 2022, lulusan perguruan tinggi justru mengalami tingkat pengangguran yang lebih tinggi dibandingkan lulusan perguruan tinggi atau diploma.
Berdasarkan data BPS pada Februari 2022, terdapat 884.769 lulusan perguruan tinggi yang menganggur. Sedangkan lulusan akademik dan diploma sebanyak 235.395 orang.
Beberapa program pendidikan tinggi sulit ditemukan dan berpotensi menghadapi tingginya angka pengangguran. Artikel ini disadur dari Instagram @dalamptn, dan akan membahas tentang lulusan perguruan tinggi yang gelarnya memiliki peluang tinggi untuk menganggur, simak yuk!
7 lulusan yang paling mungkin kesulitan mendapatkan pekerjaan menurut data BPS dan survei Hotcourse.
1. Produksi televisi, radio dan film
Berdasarkan survei Hotcourse Indonesia, jurusan produksi televisi, radio, dan film memiliki tingkat pengangguran tertinggi, yaitu 52,6 persen. Penyebabnya kemungkinan besar karena peralihan media dari siaran televisi ke media sosial dan internet yang kini sangat populer.
2. Sosiologi
Jurusan Sosiologi yang fokus pada analisis sosial seringkali kesulitan bagi lulusannya untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
Permasalahan ini diperparah dengan peningkatan jumlah lulusan di bidang ini, melebihi permintaan pasar tenaga kerja.
Hal ini merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap tingkat pengangguran di kalangan lulusan sosiologi.
3. Hewan
Diketahui, lulusan peternakan turut menyumbang tingginya angka pengangguran di Indonesia. Banyak dari mereka kesulitan mencari pekerjaan yang berhubungan dengan bidang studinya di universitas.
Faktanya, lulusan peternakan lebih banyak yang bekerja di luar bidang studinya. Meskipun Indonesia memiliki banyak lulusan peternakan, namun produksi peternakan di negeri ini masih terbatas dalam pengembangannya.
4. Seni rupa
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Hotcourse Indonesia, angka pengangguran lulusan seni rupa mencapai 50,7 persen.
Guru seni rupa tidak dianggap mempunyai pekerjaan tertentu, karena dibutuhkan tenaga profesional seni rupa untuk menghasilkan karya tersebut.
5. Sejarah
Menurut penelitian yang dilakukan Hotcourse Indonesia pada tahun 2014 hingga 2016, lebih dari separuh atau bahkan 50,7% lulusan sejarah menganggur. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kurangnya lapangan kerja yang sesuai dengan kualitas lulusan sejarah di Indonesia.
6. Pariwisata
Indonesia memiliki banyak tempat menarik, namun banyak juga lulusan pariwisata yang kesulitan mendapatkan pekerjaan karena ketatnya persaingan. Akibatnya, banyak dari mereka yang bekerja saat acara atau tidak tetap, sehingga banyak lulusannya yang menganggur.
7. Sastra asing
Risiko Sastra Asing di Indonesia Tingginya risiko pengangguran, salah satu faktornya adalah kurangnya perusahaan yang mencari lulusan sarjana sastra asing.