0 0
Read Time:3 Minute, 32 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Masjid Al Juma atau Masjid Al Juma yang terletak di perbatasan Madinah Arab Saudi merupakan masjid bersejarah. Berjarak sekitar 2,5 km dari Masjid-e-Nabwi, nama masjid ini berasal dari kata Jum’ah atau Jummah yang berarti Jumat, dan mempunyai cerita tersendiri.

Masjid ini juga dikenal dengan banyak nama lain, antara lain Masjid Bani Salim, Masjid Al Wadi, Masjid Al Ghubaib, atau “Masjid Attika”. Lebih banyak yang diketahui tentang Masjid Al Juma selain lokasinya dan asal usul namanya. Berikut 6 fakta menarik Masjid Al Juma yang dihimpun Tim Lifestyle dianrakyat.co.id dari berbagai sumber.

1. Sejarah Sholat Jumat Pertama Nabi Muhammad SAW

Mengutip laman Islamic Landmark Selasa (26 Maret 2024), masjid ini menandai tempat Nabi Muhammad SAW memimpin salat Jumat pertama. Peristiwa ini terjadi tak lama setelah hijrahnya (migrasi) dari Mekkah.

Saat itu Nabi Muhammad SAW meninggalkan Quba pada hari Jumat dan berangkat ke Madinah. Segera setelah itu, perintah diberikan untuk mengadakan salat Jumat. Sekitar satu kilometer dari Quba ia melewati desa Banu Salim bin Auf.

Penduduk Bani Salim berkata: “Wahai Nabi Allah, engkau tinggal di rumah sepupu kami selama beberapa hari.”

2. Sekitar 100 umat Islam mengikuti salat Jumat

Dan pada saat itu Nabi Rasulullah turun dari kudanya dan menunaikan jumat pertama di rumahnya. Sekitar 100 umat Islam mengikuti salat Jumat pertama ini.

Diantaranya ada kerabat yang datang dari Bani al-Najjar untuk menemui Nabi Muhammad Sawa, dan ada pula dari Bani Amr yang menemaninya dari Quba. Usai menunaikan salat Jumat, Nabi berangkat ke kota Madinah dengan menaiki qaswa atau unta.

Masjid ini awalnya dibangun dari batu, namun kemudian dihancurkan dan dipugar beberapa kali. Sebelum perluasan terakhir, masjid ini dibangun di atas bukit kecil, dengan satu kubah bata merah, dan pelataran berukuran panjang 8 meter dan lebar 6 meter.

Renovasi masjid dimulai pada masa khalifah Abbasiyah dan Kesultanan Utsmaniyah yang dipimpin oleh Sultan Bayazid, dan diulang berkali-kali pada masa Hijriah di akhir abad ke-9, mulai dari Syamsuddin Khawan hingga Sayyid Hasan Ass. -Sharbatori dari Hijuria, pertengahan abad ke-14. Renovasi terakhir dilakukan oleh Kementerian Wakaf Saudi pada tahun 1409 Hijriah, dan bangunan lama tersebut akhirnya dihancurkan.

4. Saat ini menampung 650 kotamadya.

Bangunan masjid baru tersebut meliputi kediaman imam, muazin, perpustakaan, madrasah tafiz al-Quran, musala untuk wanita dan kamar mandi. Belakangan, Masjid Al Juma dibangun kembali dan diperluas hingga mampu menampung 650 jamaah. Saat ini, tempat ibadah tersebut juga memiliki menara, kubah utama di tengah area sholat, dan empat kubah kecil di sisinya.

Saat pertama kali menggelar salat Jumat, Rasulullah SAW juga menyampaikan khutbah Jumat pertama yang dirangkum dari NU Online.

“Wahai manusia, berbuat baiklah pada dirimu sendiri, karena demi Allah, jika salah satu dari kalian ketakutan oleh suara gemuruh dan meninggalkan dombanya di padang rumput, dan domba-domba itu mendapati bahwa mereka tidak lagi mempunyai penggembala.”Sho.”

Walaupun tidak ada penafsir dan tidak ada penghalang antara dia dan Allah, Allah berfirman kepadanya: “Bukankah Rasul-Ku telah datang kepadamu dan memberitahukan kepadamu sebenarnya bahwa kamu telah diberi kekayaan dan kenikmatan yang banyak, apa yang dapat kamu lakukan untuk dirimu sendiri?”

Kemudian orang itu melihat ke kiri dan ke kanan, tetapi semua orang diam dan dia tidak dapat melihat apa pun. Kemudian dia melihat ke depannya dan hanya melihat Jahanam. Barangsiapa yang ingin terhindar dari derita Jahanam, hendaklah ia melakukannya, meskipun itu untuk berbuat baik kepada orang lain dengan memberikan sebagian kurmanya. Jika dia tidak pernah mengajakmu berkencan, katakan hal seperti itu. Karena perkataan yang baik adalah perbuatan yang terpuji…” (M. Khudry Bek, Nur al-Yaqien, hal. 82).

Khotbah ini mengajarkan umat manusia untuk selalu berbuat baik terhadap sesamanya dan tidak menjebloskannya ke dalam kehancuran dan aib. Sebagai umat Islam kita mempunyai kewajiban untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.

Pertolongan tersebut dapat berupa harta, hikmah, pelayanan, nasehat, renungan, doa dan kata-kata yang baik. Umat ​​Islam diperintahkan oleh Al-Qur’an untuk selalu menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat, serta tidak boleh mengabaikan keduanya.

Hal ini mengikuti pesan dalam salah satu surat Al-Quran (QS. Al-Qashash, 28: 77).

“Dan carilah apa yang telah Allah berikan kepadamu (kebahagiaan) di akhirat, dan ingatlah bagianmu dalam kesenangan (kenikmatan) dunia, dan berbuat baiklah kepada orang lain (sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu).” jangan menyakiti” (di wajahmu) Ya, Allah tidak menyukai orang-orang yang menyebabkan kerusakan.”

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D