0 0
Read Time:3 Minute, 42 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Indonesia kaya akan wisata alam dan pegunungan yang tersebar di seluruh tanah air. Salah satunya adalah Gunung Klabat, gunung tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara. Gunung yang oleh masyarakat Minahas Utara atau Tonsia disebut Gunung Tamporak ini memiliki ketinggian sekitar 2100 meter di atas permukaan laut.

Dikutip dari laman Gunung Bagging, Selasa 30 April 2024, Gunung Klabat merupakan salah satu pendakian yang digemari warga sekitar, termasuk warga wilayah Gorontalo. Tempat ini juga populer di kalangan wisatawan yang menginginkan tantangan berbeda setelah menyelam di sekitar Selat Bunaken dan Lembe.

Gunung Klabat merupakan gunung berapi yang tidak aktif. Secara lengkap, berikut dirangkum enam fakta menarik Gunung Klabat dari berbagai sumber. 1. Asal Nama Gunung Kalabat

Kata Klabat berasal dari bahasa Tonsi “Kalawat”. Itu adalah nama spesies hewan lokal yang disebut babi rusa. Kata ini disebutkan oleh para pelaut Portugis sebagai nama sebuah gunung di pulau Sulawesi “Calabates”.

Kata tersebut disebut juga dengan Pulau Calabes atau Calabes yang akhirnya menjadi nama Pulau Sulawesi. Nomenklatur ini tertulis dalam buku peneliti sejarah Sulawesi David DS Lumindong. Nama Clabat pun diabadikan sebagai nama desa, Stadion Clabat di Manado dan Universitas Clabat di Airmadidi. 2. Titik awal pendakian

Akses menuju Gunung Klabat sangat mudah, satu jam perjalanan melalui jalan utama Manado menuju Bitung. Selain mobil pribadi, Anda bisa menuju ke sana dengan bus reguler. Titik awal pendakian adalah kota Airmadidi yang ketinggiannya hanya 267 meter di atas permukaan laut.

Anda dianjurkan untuk mendaftar secara gratis di kantor pengunjung di kantor polisi lalu lintas. Polisi juga dapat merekomendasikan panduan. Mereka bisa bekerja sebagai kuli angkut. Anda juga bisa menyewa tenda dan kantong tidur, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk pendakian. 3. Dapat digunakan untuk pendakian satu hari

Jalan menuju Gunung Clubber dalam kondisi baik, dengan beberapa tanjakan terjal namun aman. Gunung tersebut bisa diselesaikan dalam satu hari, meski ketinggian 1.750 meter di atas permukaan laut membuatnya sangat sulit.

Sebaiknya mulai pendakian sekitar jam 7 pagi untuk menghindari teriknya sinar matahari.  Jalur populer dimulai dari Airmadidi, dibutuhkan waktu 4-5 jam untuk naik dan empat jam untuk turun.

Biasanya tur dimulai pada jam 1 atau 2 pagi untuk menyaksikan matahari terbit. Tentu saja, Anda memerlukan penerangan dan tenaga untuk mendaki sepanjang malam. Jalan yang gelap membutuhkan lebih banyak kehati-hatian. Sedangkan pendakian siang hari biasanya dilakukan pendaki dimulai saat matahari terbit, sekitar pukul 17.00.

Pendaki diharapkan mencapai puncak saat matahari terbit untuk memungkinkan awan sore berkumpul di puncak. Jika Anda memilih untuk bermalam, perkirakan cukup waktu untuk mencapai puncak, termasuk mendirikan kemah dan menyaksikan matahari terbenam.

Setelah Anda berada di hutan, jalur ini mudah. Namun, banyak jalur antara Airmady dan hutan sangat sulit tanpa bantuan masyarakat setempat, karena tidak ada rambu-rambu. Karena suhunya yang rendah, cuacanya juga sangat panas.

Di luar Airmadidi, jalan setapak mengarah ke jalan berkerikil sebelum melewati beberapa lahan pertanian dan kemudian mendaki ke dalam hutan di ketinggian 500 meter. Terdapat enam posko dalam perjalanan menuju puncak, meski ada beberapa tempat lain yang cocok untuk beristirahat bahkan berkemah.

Posko yang berjumlah tersebut adalah Pos 1 (557 bulan), Pos 2 (916 bulan), Pos 3 (1.050 bulan), Pos 4 (1.206 bulan), Pos 5 (1.520 bulan) dan Pos 6 (1.910 bulan). Dekat pos 2, belok kanan sejauh 100 meter dan Anda akan menemukan air, dan pos 3 terdapat bangku kayu untuk istirahat. 

Pos 6 merupakan pos terakhir dan berada pada titik terbawah lubang depan. Waspadai cedera, meski jarang terjadi. Raspberry juga tumbuh di sini.

Jika belok kiri di sini, Anda bisa menuju Danau Kawah yang sedikit berlumpur. Jalur baru ini meninggalkan hutan tepat sebelum puncak, meskipun ini berarti tidak ada pemandangan luas saat Anda mendaki. Artinya, Anda bisa terhindar dari terik matahari selama perjalanan.

Saat pendaki mencapai puncak yang ditumbuhi alang-alang, terdapat pemandangan Kota Manado yang menakjubkan, Pulau Manado Tua, Lokon, Soputan dan Danau Tondano yang berbentuk gitar, serta sebagian pantai timur.

Jalan berlanjut sepanjang punggung bukit melewati alang-alang tinggi, rumput, dan semak-semak.  Titik tertinggi bukit ini dimahkotai dengan titik semen yang sangat besar.  6. Melihat puncak Gunung Klabat

Sudut pandang terbaik adalah beberapa menit berjalan kaki dari puncak, sekitar 10 meter di sisi lain. Dari sini Anda bisa menikmati pemandangan seluruh semenanjung utara Sulawesi Utara.

Anda bahkan bisa melihat gunung berapi pulau Karanjetang di kejauhan ke utara dalam kondisi cerah di pagi hari. Anda bisa melanjutkan perjalanan ke utara dan turun ke desa Kalabat di utara puncak, meski jalur ini jarang digunakan. Ya, sebagian besar pendaki kembali ke Airmady melalui jalur ini. 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D