dianrakyat.co.id, Jakarta – Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan 57 persen ibu di Indonesia mengalami baby blues. Jumlah ini merupakan yang tertinggi di Asia.
Menurut psikolog klinis Eka Hospital, BSD, Reynitta Poerwito, baby blues bisa terjadi karena ibu banyak mengalami perubahan suasana hati. Mulai dari tidak ingin mengasuh anak, merasa terlalu sedih hingga tidak mampu menjalankan dan menunaikan tugasnya sebagai seorang ibu.
Baby blues adalah suatu kondisi yang ditandai dengan perubahan emosi signifikan pada ibu. Keadaan emosi yang naik turun dengan cepat, mudah lupa dan merasa sedih merupakan salah satu gejala baby blues.
“Itu bukan gangguan jiwa atau kejiwaan, baby blues berbeda dengan depresi pasca melahirkan yang tingkat keparahannya lebih tinggi,” kata Reinita dalam siaran pers yang dikeluarkan Rabu (7/2/2024).
Baby blues adalah depresi pascapersalinan tingkat terendah, yang ditandai dengan perubahan suasana hati. Ibu biasanya merasa minder dalam menerima perubahan yang terjadi pada diri atau hidupnya, sehingga sulit menghadapi emosi yang muncul, seperti bahagia, ketidakpastian, ketakutan, kecemasan, dan lain-lain.
Baby blues sering kali muncul pada minggu pertama setelah kelahiran dan berlangsung selama 14 hari setelah kelahiran. Baby blues biasanya muncul akibat perubahan fisiologis yang dialami ibu setelah melahirkan, dan faktor psikologis mempengaruhi intensitasnya.
Reinita mengatakan, diharapkan sahabat dan orang terdekat bisa memperhatikan dan mengenali beberapa tanda baby blues yang terlihat. Pasalnya, biasanya sang ibu tidak menyadari bahwa dirinya mengidap baby blues.
Ada beberapa tanda seorang ibu mungkin mengalami baby blues, antara lain: Menangis tanpa sebab yang jelas Sensitivitas terhadap lingkungan Insomnia Emosi tidak stabil Kesedihan Kecemasan antisipatif Perasaan tidak berdaya Kelelahan dan sulit fokus
Kehamilan blues bisa dicegah sebelum melahirkan. Berikut beberapa tips mengatasi perubahan suasana hati yang mengganggu ibu hamil, seperti: Pelajari tentang perubahan suasana hati
Kekhawatiran yang berlebihan biasanya diawali dari ketidaktahuan seseorang terhadap penyakit atau kondisi yang dideritanya.
Pelajari perubahan mood melalui informasi dari berbagai media dan bicarakan dengan dokter. Dengan cara ini, ibu hamil akan lebih memahami apa yang ada di depannya. Lakukan aktivitas yang menyenangkan
Ibu hamil dapat menghabiskan waktu melakukan hobi lama seperti menggambar, menulis, membaca novel, jalan-jalan dll untuk mendapatkan kembali rasa bahagia. Latihan dan istirahat
Olahraga dapat membantu mengatur perubahan suasana hati, melakukan aktivitas yang aman selama kehamilan. Seperti olahraga berat, yoga, berenang, jalan pagi, peregangan, dan meditasi.
“Anda dapat berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mengetahui aktivitas apa yang sesuai dan aman bagi Anda.” Bicarakan situasi Anda
Memiliki seseorang yang dapat Anda percaya untuk berbagi perasaan dapat membantu Anda menemukan solusi atau sekadar bersenang-senang. Hal ini dapat membuat ibu merasa nyaman dan merasa mendapat dukungan yang mereka butuhkan. Konsultasi dengan profesional kesehatan
Jika suasana hati Anda berubah secara signifikan, segera hubungi dokter spesialis kandungan atau psikiater untuk mendapatkan bimbingan dan pengobatan lebih lanjut.
Ibu juga bisa mengatasi baby blues dengan mengonsumsi makanan sehat sesuai anjuran ahli gizi pasca melahirkan. Dengan demikian, kebutuhan nutrisi terpenuhi secara seimbang. Istirahat yang cukup dan jangan lupa menikmati alam terbuka sambil menjemur bayi atau berjalan-jalan bersama si kecil. Dapatkan dukungan keluarga
Keluarga dapat mendukung ibu dengan memberikan dukungan fisik dan mental yang diperlukan. Dengan membantu mempersiapkan kebutuhan anak dan bergiliran mengasuh anak serta memberikan semangat dengan kata-kata yang lembut sangat diperlukan seorang ibu.
“Baby blues tidak dapat dihindari, namun kami berharap dengan mempertimbangkan langkah-langkah di atas akan membantu para ibu menjadi lebih siap dan kuat menghadapi kehidupan setelah melahirkan.” “Segera hubungi ahli kesehatan jika Anda melihat perubahan suasana hati yang signifikan,” Reinita menyimpulkan.