0 0
Read Time:3 Minute, 41 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Bank-bank utama Tanah Air mengumumkan kinerjanya pada tahun anggaran 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, bank-bank utama tersebut antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). ), Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), bersama-sama mencatatkan rekor laba bersih tertinggi sepanjang masa.

Dari sisi pertumbuhan, Bank Mandiri memimpin dengan peningkatan 33,7 persen atau mencapai Rp 55,1 triliun. BCA kemudian meningkat 19,4 persen menjadi Rp 48,6 triliun. Kemudian pendapatan BRI meningkat 17,5 persen menjadi Rp 60,1 triliun, dan pendapatan BNI meningkat 14,2 persen menjadi Rp 20,9 triliun pada tahun 2023.

Analis Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer menilai prospek sektor perbankan tahun ini kurang cerah dibandingkan tahun lalu. Dimana harga saham-saham perbankan, terutama yang berkapitalisasi jumbo (kapitalisasi besar), masih memungkinkan.

“Selain keterlibatan pemilu tahun 2024, kami melihat saham-saham perbankan juga akan dipengaruhi oleh optimisme penurunan suku bunga acuan di tahun 2024, termasuk suku bunga dalam negeri (BI7DRR/FedRate). berdampak pada peningkatan kredit konsumen, selain menurunkan suku bunga juga dapat menciptakan efisiensi di segmen NPL,” kata Khaer dari dianrakyat.co.id, ditulis Minggu (3/3/2024).

Selain itu, lanjut Khaer, jika melihat sejarah, sektor keuangan, khususnya pendanaan, sudah berjalan baik pada tahun-tahun pemilu. Hal ini didukung dengan meningkatnya daya beli dan tingginya perputaran uang di masyarakat.

“Saat ini kami menilai segmen perbankan utama seperti BBNI dan BBRI masih memiliki prospek yang baik dan fundamental yang kuat serta valuasi yang relatif menarik. BBNI menargetkan di level Rp 6.600 dan target BBRI di level Rp 6.800,” imbuhnya. Khaer.

 

Dibandingkan realisasi tahun 2023, tim riset Stockbit Sekuritas menilai kinerja 4 bank besar di tahun 2024 akan lebih terbatas karena adanya penurunan biaya pencadangan. Dimana kinerja bank-bank besar tersebut pada tahun 2024 akan lebih didorong oleh penurunan biaya bunga (dan Cost of Funds) dan pertumbuhan kredit.

“Kami melihat potensi penurunan suku bunga di tahun 2024 akan menjadi sentimen positif untuk menurunkan biaya bunga,” tulis tim riset Stockbit Securities.

Selain itu, masih terdapat potensi pertumbuhan kredit yang mencapai double digit, dengan target Bank Indonesia pertumbuhan kredit industri perbankan mencapai 10-12 persen pada tahun 2024.

Target pertumbuhan kredit manajemen BMRI tahun 2024 berkisar 3-15 persen, tertinggi dibandingkan 4 bank besar lainnya. Target kredit BBRI 11-12 persen, BBNI 9-11 persen, dan BBCA 8-10 persen.  Untuk sektor ini, Stockbit Sekuritas menjadi jagoannya untuk saham BMRI dan BBRI.

 

Penafian: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Lakukan riset dan analisa sebelum membeli dan menjual saham. dianrakyat.co.id tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian dari keputusan investasi.

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana menjadikan sektor keuangan berkelanjutan secara keseluruhan pada tahun 2024. Meski demikian, OJK tetap berhati-hati karena banyak faktor yang akan mempengaruhi kinerja sektor keuangan tahun ini.

“Proyeksi umum sektor keuangan pada tahun 2024. Jelas tekanan terhadap pasar keuangan pada akhir tahun 2023 akan menurun, namun kita tetap mewaspadai beberapa faktor risiko yang sedang kita hadapi saat ini dan berpotensi berlanjut pada tahun ini. kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, pada Konferensi Pers RDKB Desember 2023, Selasa (9/1/2024).

Banyak faktor yang akan mempengaruhi kinerja sektor keuangan pada tahun 2024, termasuk suku bunga yang masih berada pada level tinggi, meskipun tahun ini The Fed memperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 75 basis poin.

“Minat masih tinggi, meski diperkirakan tidak meningkat lagi, namun pada tahun 2024 masih menurun,” ujarnya.

Penyebab lainnya adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Mahendra mengatakan, seluruh proyeksi lembaga multilateral serta berbagai lembaga dan analis sepertinya menunjukkan pertumbuhan pada tahun 2024 akan lebih rendah dibandingkan tahun 2023, terutama karena pertumbuhan di Tiongkok dan negara-negara Eropa yang melambat.

 

 

Pada gilirannya, terdapat risiko eskalasi geopolitik yang berpotensi menurunkan kinerja perekonomian global dan juga meningkatkan volatilitas pasar keuangan.

Kemudian dalam penilaian berbeda, OJK menemukan bahwa pada tahun 2024, negara-negara yang mewakili lebih dari 50 persen penduduk dunia akan bersama-sama menyelenggarakan pemilu yang juga akan mempengaruhi stabilitas dan keamanan geopolitik. Negara-negara yang akan menyelenggarakan pemilu antara lain Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, India, dan india.

Meski demikian, OJK tetap optimis kinerja sektor keuangan domestik dapat terus kuat dan terjaga pada level positif.

“Kami optimistis sektor jasa keuangan mampu menghadapinya, karena situasi sektor jasa keuangan hingga akhir tahun 2023 dan kami perkirakan akan terus kuat di tahun 2024 dengan didukung oleh permodalan yang solid,” tutupnya. .

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D