0 0
Read Time:3 Minute, 22 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) melihat beberapa perusahaan mengantre untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO).

Hingga 21 Juni 2024, terdapat 25 perusahaan yang tercatat di bursa. Dana IPO sebesar 3,95 triliun.

Direktur Evaluasi Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, saat ini terdapat 35 perusahaan yang siap debut di bursa. Dari sisi aset, perusahaan menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektor, mayoritas berasal dari sektor konsumen yang tidak berbicara.

“Sejauh ini ada 35 perusahaan yang masuk dalam pipeline pencatatan BEI,” kata Nyoman kepada wartawan, Minggu (6/6/2024).

Merujuk POJK No. 53/POJK.04/2017, terdapat 8 perusahaan dengan aset skala besar di atas rp 250 juta. Berikutnya 21 perusahaan dengan aset skala menengah antara RP 50 miliar hingga RP 250 juta. Sisanya 6 perusahaan dengan aset skala kecil RP 50 miliar.

Sedangkan rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 2 perusahaan di bidang bahan baku

• 3 perusahaan di sektor konsumen siklis

• 11 perusahaan di sektor konsumen non-siklus

• 2 perusahaan listrik

• 1 perusahaan di bidang keuangan

• 3 perusahaan kesehatan

• 4 perusahaan di sektor industri

• 1 perusahaan infrastruktur

• 2 perusahaan di bidang real estate dan properti

• 4 perusahaan di industri teknologi

• 2 perusahaan di bidang transportasi dan logistik

  Menghubungkan pipa

Pada saat yang sama, bursa mencatat 46 penerbitan dari 34 penerbit EBU yang sedang dalam proses Obligasi. Saat ini, 47 siaran dari 31 stasiun EBUS telah mengudara dengan dana yang terkumpul sebesar Rp 50,3 triliun.

Selain itu, berikut klasifikasi sektor yang mengeluarkan predikat tersebut:

• 3 perusahaan di bidang bahan baku

• 3 perusahaan di sektor konsumen siklis

• 2 perusahaan di sektor konsumen non-siklus

• 1 perusahaan energi

• 16 perusahaan di sektor keuangan

• 0 perusahaan kesehatan

• 2 perusahaan di bidang industri

• 6 perusahaan di bidang infrastruktur

• 0 perusahaan di sektor real estate dan properti

• 1 perusahaan perusahaan teknologi

• 0 perusahaan di sektor transportasi dan logistik

Terkait penambahan saham dengan hak memesan efek pertama (HMETD) atau right issue, masih ada 24 perusahaan yang terdaftar dalam pipeline.

Hingga 21 Juni 2024, terdapat 10 perusahaan terdaftar yang melakukan right issue dengan total nilai Rp 30,71 triliun. Selain itu, terdapat 24 perusahaan yang terdaftar dalam right issue pipeline BEI dengan rincian sektor sebagai berikut:

• 1 perusahaan bahan baku

• 8 perusahaan di sektor konsumen siklis

• 4 perusahaan di sektor konsumen non-siklus

• 4 perusahaan listrik

• 5 perusahaan di sektor keuangan

• 0 perusahaan kesehatan

• 0 perusahaan di sektor industri

• 1 perusahaan infrastruktur

• 0 perusahaan di sektor real estate dan properti

• 0 perusahaan di sektor teknologi

• 1 perusahaan di bidang transportasi dan logistik

 

 

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat pada 19 Juni hingga 21 Juni 2024. Analis menilai penguatan IHSG didorong oleh neraca perdagangan Mei dan suku bunga acuan bertahan di level 6,25%.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditulis Sabtu (22/06/2024), IHSG pada pekan lalu melonjak 2,16% menjadi 6.879,97 di Piosii 6.734,83. Kapitalisasi pasar pun naik 2,03% menjadi Rp 11,719 triliun dari pekan lalu 11,486 triliun.

Rata-rata frekuensi transaksi satu minggu naik 0,76% menjadi 909,000 kali diperdagangkan dari 902,000 kali diperdagangkan pada minggu lalu. Sementara rata-rata volume perdagangan harian turun 6,67% menjadi 23,62 juta lembar saham dari 25,31 juta lembar saham pada pekan lalu.

Di sisi lain, rata-rata nilai harian transaksi terbang 43,38% menjadi Rp 15,17 miliar dari akhir pekan lalu sebesar Rp 10,58 miliar. Pekan ini, investor asing membeli RP.

Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, IHSG pada pekan ini dipengaruhi oleh nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang cenderung melemah. Sebaliknya pada minggu ini ada rilis data neraca perdagangan Indonesia dan suku bunga BI yang masih bertahan di angka 6,25%, kata Herditya saat dihubungi dianrakyat.co.id.

Dalam sepekan ke depan, Hertitya memperkirakan IHSG masih berpeluang menguat meski dalam jangka pendek diperkirakan terkoreksi terlebih dahulu dengan support di 6.736 dan resistance di 6.977.

 “Dengan sentimen yang kami perkirakan masih dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar Rupiah, harga komoditas dan minggu depan akan ada rilis data pertumbuhan PDB secara triwulanan,” ujarnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D Slot Gacor 4D