0 0
Read Time:1 Minute, 10 Second

JAKARTA – Donald Trump resmi menang dan akan menjadi Presiden Amerika Serikat berikutnya menggantikan Joe Biden. Begitu berkuasa, mereka kemungkinan akan menerapkan kebijakan yang akan merugikan pesaing AS seperti Tiongkok.

Mengingat hal ini sebelumnya, Trump melancarkan perang dagang melawan Tiongkok. Trump juga menaikkan tarif impor barang dari Tiongkok menjadi 25%, dengan total biaya kenaikan tarif sebesar $360 miliar.

Namun, setelah Trump mengundurkan diri, Tiongkok mulai memperbaiki sistem keuangannya dan mematuhi aturan untuk melindungi kekayaan intelektual dan hak-hak setelah negosiasi dengan Washington yang disebut Perjanjian Perdagangan Fase 1 pada tahun 2020.

Besar kemungkinan Trump akan menggunakan strategi yang sama untuk menggulingkan negara pimpinan Xi Jinping tersebut. Apalagi setelah Tiongkok menjadi mitra paling menjanjikan bagi Rusia.

3. Kebijakan Donald Trump mengenai Tiongkok

1. Memulai perang dagang

Pengamat hubungan AS-Tiongkok yakin Trump bermaksud menggunakan perang dagang untuk menekan Xi agar mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin mengakhiri perang dengan Ukraina.

Selama kampanye pemilu, Trump mengatakan dia bisa mengakhiri perang di Ukraina hanya dalam 24 jam. Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Rusia dan Ukraina.

Trump juga mengatakan dia akan menaikkan tarif AS terhadap barang-barang Tiongkok hingga 60% atau lebih. Pada dasarnya, perang dagang adalah upaya suatu negara untuk menaikkan tarif impor atau menerapkan pembatasan lain terhadap impor negara lain.

Perang dagang dapat terjadi ketika suatu negara merasa bahwa pesaingnya melakukan praktik perdagangan yang tidak adil. Secara keseluruhan, perang ini akan melindungi kepentingan nasional dan membawa keuntungan bagi perusahaan dalam negeri.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D