0 0
Read Time:5 Minute, 24 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Tradisi khas bulan puasa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan di berbagai daerah di Indonesia. Umat ​​Islam di setiap daerah mempunyai budaya yang unik dalam menjalankan ibadah puasa. Mulai dari penyusunan menu buka puasa di masjid-masjid besar, hingga berbagai tradisi menjelang berbuka puasa.

Tradisi khas bulan puasa di Indonesia cukup menarik dan mampu menarik perhatian banyak orang. Salah satu tradisi Ramadhan yang berlangsung di Aceh adalah tradisi Meugang, yaitu seluruh keluarga berkumpul untuk makan bersama.

Tradisi khas bulan puasa sebagai ajang silaturahmi antar tetangga dan masyarakat juga menjaga kebersamaan dan kekompakan masyarakat. Perlu diketahui bahwa setiap daerah mempunyai adat istiadat yang berbeda-beda, namun hal ini tetap mempererat persaudaraan umat Islam dalam berpuasa. 

Berikut tradisi khas bulan puasa di berbagai daerah yang dihimpun dianrakyat.co.id dari berbagai sumber, Jumat (3/8/2024). 

Di tengah gemerlap kota Surabaya, terdapat sebuah tradisi yang kental dengan rasa memiliki, yaitu Megengan. Upacara kecil ini diadakan untuk menandai awal bulan suci Ramadhan. Tempat diadakannya Megengan seringkali berupa mesjid, musala atau tempat pertemuan lainnya.

Megengan menyajikan beragam menu lezat, namun satu yang sayang untuk dilewatkan adalah kue bapak. Keberadaan kue ini kemungkinan merupakan simbol penyucian diri menjelang Ramadhan. Secara etimologis, kata “apem” berasal dari bahasa Arab “afwan” yang berarti memaafkan. 2. Tradisi Nyadran di Jawa Tengah

Menjelang Ramadhan, masyarakat Jawa Tengah merayakan tradisi Nyadran. Momen ini penuh dengan ziarah kubur, membersihkan desa atau kuburan, merayakan, makan bersama, dan bersedekah kepada bumi. Perayaan massal digelar di beberapa daerah di Jawa Tengah untuk merayakan datangnya Ramadhan. Nyadran tidak hanya ada di Jawa Tengah, tapi juga bisa ditemukan di Yogyakarta, beberapa daerah di Jawa Timur bahkan Lampung. 3. Tradisi Dugderan di Semarang

Selain Nyadran, Jawa Tengah juga punya tradisi unik lainnya seperti Dugderan di Semarang. Ini adalah partai rakyat yang menyatukan berbagai kelompok, mulai dari pejabat hingga masyarakat umum. Tumenggung Aria Purboningrat. Hingga saat ini Dugderan masih menjadi acara populer yang dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah.

Acara ini menawarkan berbagai keseruan seperti pasar malam, permainan tradisional Warak Ngendok, berbagai kuliner dan masih banyak lagi. Dugderan menjadi momen yang ditunggu-tunggu sebagai pembuka perayaan Ramadhan bagi semua kalangan. 4. Tradisi Padusan di Boyolali

Tradisi Ramadhan yang disebut Padusan berasal dari Jawa Tengah, khususnya Boyolali. Sebagai bentuk penyucian diri, masyarakat mandi atau berendam di sumber mata air yang dianggap suci. Lokasi padusa bisa berbeda-beda, misalnya di pinggir laut, mata air atau tempat lainnya. Salah satu tempat yang paling terkenal di Padusan adalah kompleks wisata Umbul Pengging Spa dengan empat sumber mata airnya yang paling digemari masyarakat. 5. Tradisi Munggahan di Jawa Barat

Pindah ke Jawa Barat, ada tradisi yang terkenal yaitu Munggahan. Ini biasanya terjadi satu atau dua minggu sebelum dimulainya Ramadhan. Kegiatan ini meliputi bertemu dengan keluarga, tetangga atau orang terdekat. Acara utamanya adalah saling memaafkan saat makan bersama, atau disebut botram. Ingat, mereka juga mendoakan kelancaran puasanya.

Di tengah kekayaan budaya Betawi terdapat tradisi Nyorogi yang menjadi rutinitas di bulan puasa. Tradisi ini berupa pemberian bingkisan kepada sesepuh atau sesepuh sebagai tanda penghormatan dan menyambut bulan suci Ramadhan.

Berbagai bingkisan diberikan, mulai dari makanan, sembako, hingga barang lainnya. Masakan yang dihidangkan juga dari berbagai masakan khas Betawi seperti soto tangkar, vegeta babanci, gabus pucung, dll. 7. Tradisi Megibung di Karangasem Bali

Meski Bali didominasi oleh kepercayaan Hindu, namun masyarakat Muslim yang tinggal di sana bebas menjalankan tradisi agamanya. Salah satu tradisi uniknya adalah Megibung, yaitu kebiasaan menyantap makanan khas Bali menjelang Ramadhan. Raja Karangasem I Gusti Agung Angluran Ketut memulai tradisi ini pada tahun 1692 M dan masih dirayakan setiap tahunnya. 8. Tradisi Meugang di Aceh

Di Provinsi Aceh yang juga dikenal dengan sebutan Serambi Mekkah, terdapat tradisi khusus sebelum berpuasa yang disebut Meugang. Masyarakat Aceh memasak daging sehari sebelum Ramadhan dan menyantapnya bersama keluarga. Tradisi ini juga mencakup mengajak masyarakat kurang mampu untuk berbagi makanan, mulai dari daging sapi, kambing, hingga kerbau. Tradisi meugang yang diwariskan Sultan Iskandar Muda dan dilakukan tidak hanya menjelang Ramadhan, namun juga menjelang Idul Fitri atau Idul Adha, menciptakan momen penuh berkah sepanjang tahun. 9. Tradisi Malamang di Sumatera Barat

Tak kalah meriahnya, Sumatera Barat punya tradisi unik bernama Malamang. Menyambut bulan Ramadhan, masyarakat Minangkabau berkumpul membuat lemang bersama. Usai memasak lemang, malam harinya dihabiskan dengan mengucap syukur sebelum berpuasa dan berdoa bersama. Hidangan ini disajikan dengan tapai ketan hitam dan aneka lauk pauk yang disantap sambil duduk bersila sehingga menciptakan momen sakral yang mempererat persahabatan. 10. Tradisi Balimau di Sumatera Barat

Selain Malamang, masyarakat Minangkabau Sumatera Barat juga mempunyai tradisi Balimau. Tradisi ini berarti mandi dengan air jeruk nipis sebagai pengganti sabun, tujuannya untuk penyucian jasmani dan rohani menjelang Ramadhan. Seperti Padusan di Boyolali, Balimau tidak hanya mengutamakan kebersihan fisik, tapi juga mental. Selain jeruk nipis, banyak bumbu yang ditambahkan agar kesan lebih bermakna pada tradisi ini.  

 

Sumatera Selatan, khususnya Palembang, mempunyai tradisi khusus menyambut bulan puasa yang dikenal dengan Ziarah Kubro. Penduduk setempat melakukan ziarah kuburan massal ke makam tokoh agama, termasuk para wali yang berperan dalam penyebaran Islam dan pendeta setempat. Salah satu aspek yang tidak boleh dilewatkan dalam ziarah ini adalah mengunjungi makam pendiri Kesultanan Palembang Darussalam. Menariknya, ziarah massal ini tidak terbatas pada satu tempat saja, melainkan bisa meluas hingga lebih dari tiga tempat berbeda. 12. Menjalankan trek di Riau

Riau dengan kekayaan budaya melayu yang masih sangat kental mempunyai tradisi unik menyambut bulan Ramadhan yaitu Pacu Lane. Tradisi ini melibatkan lomba mendayung cepat di sungai, dengan perahu sepanjang 24-40 meter dan berkapasitas 40-60 orang.

Sungai Batang Kuantan menjadi tempat yang sering digunakan untuk lomba ini. Di penghujung acara Pacu Lane, tradisi mandi kapur Balimau biasanya dilanjutkan. Tradisi ini menjadi momen mempersatukan dan mempererat tali silaturahmi menjelang memasuki bulan Ramadhan di Pulau Sumatera. 13. Makhluk halus jamak, Demaks

Jamak Roh merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat Demak sejak Sunan Kalijaga. Tradisi ini melibatkan pembacaan doa bersama untuk orang tua, kerabat, dan leluhur yang telah meninggal. Doa ini dibaca sebelum datangnya bulan Ramadhan, serta pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Selagi tradisi ini terus berlanjut, masyarakat yang ingin mendoakan orang tua, saudara, dan leluhur memberikan sedekah atas nama masing-masing roh. Dana yang terkumpul kemudian digunakan untuk menyantuni anak-anak yatim piatu. 14. Bakar Batu, Papua

Di Papua, khususnya di Jayapura, umat Islam menyambut Ramadhan dengan tradisi unik bernama Bakar Batu. Tradisi ini menggambarkan pembakaran batu panas yang digunakan untuk memasak berbagai macam makanan seperti ayam, kambing, sapi, dan umbi-umbian. Makanan ditumpuk di atas batu panas lalu ditutup kembali dengan batu untuk proses memasak. Bakar Batu tidak hanya sekedar ritual memasak, tetapi juga kegiatan yang mengedepankan silaturahmi dan saling memaafkan menjelang awal bulan Ramadhan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D